Mari berwirausaha dan berkreasi
a.Bersihkan
kedelai dari sampah dan batu, kemudian cuci dengan air.
b.Simpan
dalam panci, tuangkan air mendidih sehingga semua biji kedelai terendam air dan
biarkan selama 12 jam
c.Cuci
kembali dengan air dingin dan aduk –aduk dengan tangan sampai semua kulit
kedelai terkelupas dan bijinya terbelah.
d.Buang
kulit yang terkelupas
e.Kedelai
yang sudah bersih dikukus dalam langseng sekitar 30 menit sampai terlihat
empuk. Kemudian tebarkan dalam tampah yang bersih dan kering
f.Tambahkan
tepung tapioka 1 sendok makan untuk 1 kg kedelai dan aduk sampai rata.
g.Kipas
sampai suhu kamar sekitar 30 derajat Celcius
h.Taburkan
serbuk ragi tempe (rhizopus oligosporus) sesuai kebutuhan, yaitu 10 gr /kg
kedelai.
i.Kemas
dengan pembungkus sesuai keinginan, dengan daun pisang atau plastik setebal 2-3
cm.
j.Bila
dengan plastik, tusuk-tusuk plastick dengan jarum hingga merata.
k.Simpan
dan susun posisinya pada permukaan datar, lapisi bagian atasnya dengan daun
atau karbon.
l.Inkubasi
pada suhu kamar selama 2 sampai 3 kali selama 24 jam.
Tempe
yang sudah mengalami fermentasi kadang-kadang berbau amoniak karena sudah
mengalami pembusukan. Mengapa ini terjadi? Tidak hanya jamur rhizopus
oligosporus yang terlibat dalam fermentasi. Mungkin ada jenis mikroba atau
jamur lain yang ikut campur dalam proses pembuatan tempe. Ikut campurnya jamur
lain terlihat pada warna putih kehitaman diakhir pertumbuhan jamur tempe ini.
Spora-spora baru yang bermunculan menunjukkan adanya pembusukan dan berbau amoniak.
Makanya, dalam fermentasi tempe perlu diperhatikan kebersihan dan kemurnian
bibit yang digunakan.
Tempe
mempunyai nilai gizi yang baik, seperti protein, lemak dan karbohidrat. Hal ini
tidak lepas dari peran ragi miselium yang mengikat biji kedelai pada saat
fermentasi. Proses fermentasi menyebabkan perubahan kimia pada protein, lemak
dan karbohidrat. Demikian proses membuat tempe semoga
bermanfaat. (Disarikan dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment